Mode Kogal melibatkan pakaian berupa seragam sekolah Jepang,
khususnya dengan rok pendek berlepit, kaus kaki longgar, dan seringnya rambut
dicat. Mode ini populer pada tahun 1990-an, tetapi sejak itu
menurun. Kata "Kogal" adalah keinggris-inggrisan dari kogyaru
(singkatan dari kôkôsei gyaru=gal SMU).
Selain
rok pendek berlepit dan kaus kaki longgar (sokusu Rusu), kogal juga
butuh asesoris pendukung seperti sepatu platform, make-up, dan syal Burberry.
Mereka memiliki bahasa gaul khas yang dibumbui dengan kata-kata bahasa Inggris.
Mereka seringnya (tetapi tidak harus) siswa yang terdaftar. Pusat-pusat budaya
Kogal diantaranya di Harajuku dan Shibuya, Tokyo, khususnya di Gedung 109 Shibuya.
Penyanyi J-pop Namie Amuro telah mempromosikan gaya ini.
Penyanyi J-pop Namie Amuro telah mempromosikan gaya ini.
![]() |
Namie Amuro |
Menurut
jajak pendapat non-ilmiah, para Kogal adalah para konsumeris. Sementara kritikus
mengecam gyaru sebagai sosok yang dangkal, materialistis, dan konsumtif. Meskipun demikian, para penggemarnya menggambarkan mereka sebagai "cewek masa kini,
baik hati, aktif dan riang”.
Fashion di Jepang memang sudah terbagi-bagi sejak
1970-an, terlebih dengan munculnya majalah gyaru yang ditujukan untuk remaja. Majalah POPTEEN, yang paling populer,
telah terbit bulanan sejak tahun 1980. Sedangkan fashion mainstream pada
tahun 1980 dan awal 1990-an menekankan image
genit dan lucu (kawaii). Majalah gyaru Top, termasuk POPTEEN,
Street Jam dan Happie, diproduksi oleh
editor sebelumnya yang terlibat dalam pembuatan video pornografi.
Pada tahun 1993 terdapat stasiun televisi
khusus kogyaru Naito Za (The Night Kogal) yang memperkenalkan Kogal
ke audiens dan menyediakan model untuk calon pengikut kogal. Egg,
majalah fashion kogals, didirikan pada tahun 1995.
Pada pertengahan 1990, media Jepang
memberikan banyak perhatian pada fenomena Enjo-kosai (prostitusi
amatir), yang diduga disebabkan oleh ibu rumah tangga yang bosan dengan prilaku
siswa sekolah tinggi, sehingga menghubungkan kogal ke pelacuran. Sebuah film berjudul Baunsu
ko gaurusu (Bounce Kogal) (1997) karya Masato Harada, menggambarkan kogal sebagai gadis yang melacurkan diri untuk membeli aksesoris fashion yang trendi.
![]() |
Ganguro |
Kultur Kogal memuncak pada tahun
1998. Kogal kemudian digantikan oleh Ganguro, kultur yang pertama
kali muncul pada tahun 1999 dengan make-up
Blackface (sebagai lawan tanning).
Keburukan sengaja ditampilkan yang merupakan cerminan dari keinginan untuk
mencegah chikan (penyimpangan di
kereta) dan laki-laki pencari Enjo-kōsai.
Ganguro
berevolusi menjadi lebih ekstrim yang disebut yamanba (tas gunung). Karena keekstriman Ganguro,
cewek-cewek lebih tertarik dengan budaya gal. Meskipun masih ada siswa cewek memodifikasi
seragam mereka menjadi sensual, Kogal sudah tidak lagi menjadi fokus
perhatian mode ataupun media.
Fashion Gal baru-baru ini muncul
kembali dalam bentuk pemutihan kulit (shiro
gyaru), yang berhubungan dengan POPTEEN.
Para gyaru hime (putri gal) pertama kali muncul pada tahun 2008 dengan
mengenakan gaun print dan rambut keriting
cokelat sporty.
Dari Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment