November 6, 2013

KOGAL


Mode Kogal melibatkan pakaian berupa seragam sekolah Jepang, khususnya dengan rok pendek berlepit, kaus kaki longgar, dan seringnya rambut dicat. Mode ini populer pada tahun 1990-an, tetapi sejak itu menurun. Kata "Kogal" adalah keinggris-inggrisan dari kogyaru (singkatan dari kôkôsei gyaru=gal SMU).





Selain rok pendek berlepit dan kaus kaki longgar (sokusu Rusu), kogal juga butuh asesoris pendukung seperti sepatu platform, make-up, dan syal Burberry. Mereka memiliki bahasa gaul khas yang dibumbui dengan kata-kata bahasa Inggris. Mereka seringnya (tetapi tidak harus) siswa yang terdaftar. Pusat-pusat budaya Kogal diantaranya di Harajuku dan Shibuya, Tokyo, khususnya di Gedung 109 Shibuya.

Penyanyi J-pop Namie Amuro telah mempromosikan gaya ini.



Namie Amuro


Menurut jajak pendapat non-ilmiah, para Kogal adalah para konsumeris. Sementara kritikus mengecam gyaru sebagai sosok yang dangkal, materialistis, dan konsumtif. Meskipun demikian, para penggemarnya menggambarkan mereka sebagai "cewek masa kini, baik hati, aktif dan riang”.

Fashion di Jepang memang sudah terbagi-bagi sejak 1970-an, terlebih dengan munculnya majalah gyaru yang ditujukan untuk remaja. Majalah POPTEEN, yang paling populer, telah terbit bulanan sejak tahun 1980. Sedangkan fashion mainstream pada tahun 1980 dan awal 1990-an menekankan image genit dan lucu (kawaii). Majalah gyaru Top, termasuk POPTEEN, Street Jam dan Happie, diproduksi oleh editor sebelumnya yang terlibat dalam pembuatan video pornografi.





Pada tahun 1993 terdapat stasiun televisi khusus kogyaru Naito Za (The Night Kogal) yang memperkenalkan Kogal ke audiens dan menyediakan model untuk calon pengikut kogal. Egg, majalah fashion kogals, didirikan pada tahun 1995.

Pada pertengahan 1990, media Jepang memberikan banyak perhatian pada fenomena Enjo-kosai (prostitusi amatir), yang diduga disebabkan oleh ibu rumah tangga yang bosan dengan prilaku siswa sekolah tinggi, sehingga menghubungkan kogal ke pelacuran. Sebuah film berjudul Baunsu ko gaurusu (Bounce Kogal) (1997) karya Masato Harada, menggambarkan kogal sebagai gadis yang melacurkan diri untuk membeli aksesoris fashion yang trendi.



Ganguro


Kultur Kogal memuncak pada tahun 1998. Kogal kemudian digantikan oleh Ganguro, kultur yang pertama kali muncul pada tahun 1999 dengan make-up Blackface (sebagai lawan tanning). Keburukan sengaja ditampilkan yang merupakan cerminan dari keinginan untuk mencegah chikan (penyimpangan di kereta) dan laki-laki pencari Enjo-kōsai. Ganguro berevolusi menjadi lebih ekstrim yang disebut yamanba (tas gunung). Karena keekstriman Ganguro, cewek-cewek lebih tertarik dengan budaya gal. Meskipun masih ada siswa cewek memodifikasi seragam mereka menjadi sensual, Kogal sudah tidak lagi menjadi fokus perhatian mode ataupun media.

Fashion Gal baru-baru ini muncul kembali dalam bentuk pemutihan kulit (shiro gyaru), yang berhubungan dengan POPTEEN. Para gyaru hime (putri gal) pertama kali muncul pada tahun 2008 dengan mengenakan gaun print dan rambut keriting cokelat sporty.


Dari Berbagai Sumber 

No comments: